Kamis, 07 Januari 2016

Kena Laryngopharyngeal Reflux, Suaranya Kok Jadi Begini?

Gaya hidup sama manajemen stress yang buruk kadang jadi penyebab penyakit datang. Dulu saat aku kerja di salah satu perusahaan swasta di bidang jasa keuangan, gaya hidup aku itu, aduuuh.. Tidak untuk ditiru. Makan telat, tidur larut malem, makan malem langsung tidur, ditambah aku itu termasuk orang yang gampang stress. Jadilah saat itu Kista Endometriosis yang divonis dokter sebelumnya pun nggak tampak perubahan yang signifikan. Sempat ada perubahan disaat minum Azol (obat yang disarankan dokter kandunganku untuk menghambat pertumbuhan kista), dan hasilnya sempet bagus. Kista 11 cm berkurang jadi 3 cm, tapi sayangnya kistanya bandel, setelah obat dihentikan kistanya gak mempan lagi diobatin.

Satu hari, ketika sesi meeting pagi di kantor, (saat itu kebetulan sesi meeting pagi kita adakan di front office) dan aku jadi narasumber untuk kasih quotes of the day, tiba-tiba suara serak, sulit untuk mengimbangi suara berisik lalu lalang kendaraan di luar. Suara aku jadi kecil, sulit untuk teriak. Aku tersiksa temen-temen kantor sebagian malah cengar cengir denger keanehan suara aku. Lama-lama aku nggak bisa diem aja ngerasain perubahan sama suara aku. Temen kantor pun menyarankan untuk konsultasi ke dokter.

Akhirnya aku memutuskan ke dokter THT, hasilnya dokter bilang aku kena Laryngopharyngeal reflux, yang secara sederhana kalau dijelaskan asam lambungku itu naik ke pita suara dan mengganggu pita suara aku, semacam bengkak di pita suara. Aku bengong, agak aneh. Itu asam lambung bandel amat naik-naik ampe pita suara, ckckck..

Berobat di dokter itu masih belum terasa perubahan. Dulu belum terasa keluhan yang berarti, cuma suara yang berubah agak aneh, kayak cowok kadang, nge-bass, hehe.. Rasa tenggorokan lelah kalau dipaksa untuk teriak atau terus menerus bicara mulai terasa saat aku udah resign dari kerjaan yang lama ke tempat baru yang posisinya jadi HRD bagian rekrutmen. Sebetulnya kerjaan yang lama dengan yang baru sama-sama banyak mengandalkan suara. Dulu jadi staff front office dan setelahnya aku jadi interviewer. Tapi kondisi maskin terasa nggak nyaman saat di tempat kerja baru, mungkin karena lelah mewawancara banyak orang dalam satu hari.

Aku memutuskan berobat lagi ke kota lain, sebelahan dengan kota tempat aku tinggal, karena merasa dari segi fasilitas kesehatan lebih mendukung. Dokter THT-nya asik banget, dan sangat bikin nyaman untuk diajak konsultasi, berdedikasi banget deh. Dokternya menyarankan aku untuk pemeriksaan lanjutan di klinik tempat dokter itu praktek juga, masih di kota yang sama. Dokternya bilang nama pemeriksaannya endoskopi, nanti diteropong ke dalam pita suaranya. Kaget. Apa rasanya ya? Dokternya minta untuk secepatnya. Jadilah weekend kita diminta datang ke klinik itu. Saran dokter, dilarang minum yang dingin-dingin dulu, makanan pedas, asam, dan puasa bicara untuk sementara waktu supaya nggak terlalu lelah. Dari sekian banyak saran dokter yang paling sulit itu puasa bicara, gimana mau puasa di kantor? Kerjaan cuap cuap, hahaha... Ditambah aku bawel wel wel..

Di next post, aku akan bahas tentang endoskopinya yaa..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar