Jumat, 21 Oktober 2016

Pilih Putus atau Kawin Lari?

Haii..

Kali ini aku mau share sesuatu yang kayaknya mungkin beberapa pasangan ngalamin hal ini, ehm.. Awalnya gara-gara nonton salah satu serial india, haha.. Iya india. Emang beberapa bulan ini aku lagi keranjingan bollywood (padahal dari dulu sih), hahaha.. Entah apa yang bikin bollywood itu sangat menarik buat aku, tapi salah satu hal yang bikin aku tertarik sama sebuah film atau serial itu, budayanya. Makanan *tetep nomor 1*, kebiasaan, kultur, sesuatu yang khas banget dari negara asal film, dan alur ceritanya.

Oke. Ini pembukaannya kepanjangan. Serial india yang aku tonton ini benang merahnya itu tentang hubungan yang nggak direstui orang tua, yang pada akhirnya melahirkan sebuah perenungan *ceileee*. Kayaknya ini tema banyak lah yang ngalamin. Di banyak film, cinta tak direstui udah banyak banget diangkat. Solusi atas permasalahan ini pun banyak macemnya, mulai dari yang terekstrim kayak bunuh diri *ini contoh solusi paling ngaco*, tercapek macam kawin lari *emang apa enaknya sih kawin sambil lari? lelah, hayati*, terhebat seperti membuktikan kekuatan cinta yang luar binasa, eh, biasa, dan yang terpraktis, putus aja dah, dari pada repot.

Cinta tanpa restu ini, penyebabnya juga beragam, mulai dari bibit, bebet, dan bobot kayak film-film yang ceritanya, si cewek dari keluarga biasa dan si cowok emak bapaknya konglomerat yang pintu mobilnya dibuka keatas, kurang ngambil hati ortu, hubungan yang arahnya gak jelas-jelas, ortu kurang percaya, dan masih banyak faktor lainnya. Kalau disebut satu-satu bisa jadi baru kelar lebaran taun depan.

Orang yang lagi demen-demenan atau kasmaran emang kadang lebih didominasi sama emosi dan perasaan takut ditinggal pasangan. Jadi ketika ortu bilang nggak setuju, berbagai jurus deh mulai dikeluarin biar restu segera dikantongi *yaelaah emang duit?*. Yaa ada yang berhasil, ada juga yang mentok tak kunjung diberi restu. Nah, walaupun perasaan lagi dilanda perasaan cinta yang deras tapi kita tetep perlu untuk bisa berpikir rasional. Jangan dikalahkan perasaan cinta buta. Hati-hati *muka serem*.

Ketika ortu dengan tegas bilang nggak setuju, jangan dulu langsung dilawan dan bersikap childish dengan berbuat hal-hal yang bikin ortu semakin nggak setuju. Dengan menunjukkan sikap kekanak-kanakan, ortu makin sulit nantinya untuk percaya dengan hubunganmu. Tapi ketika kita menunjukkan itikad baik, sikap yang tenang dan bisa berpikir jernih, setidaknya ortu bisa lihat kedewasaan kita kan? Siapa tau ortu luluh dengan sikap kita. Selanjutnya, bicarakan baik-baik, apa yang bikin ortu nggak setuju. Apakah hal yang sangat prinsip? Atau hal yang bisa diubah dan masih diusahakan?

Hubungan serius itu bukan cuma tentang cinta-cintaan, tapi perlu dipikirkan secara rasional juga. Karena pernikahan itu bukan hanya tentang kamu dan pasangan, tapi juga tentang dua keluarga. Banyak yang jadi aspek pertimbangan, aspek terpentingnya pasti agama. Pikirkan kembali tentang apa yang ortu kamu lihat dari calon kamu. Selama ortu berbicara hal yang nggak bertentangan dengan agama, ya harus kita terima.

Ketika ortu sudah menjelaskan apa saja yang menjadi keberatan mereka. Kita harus bisa menimbang secara objektif tentang hal tersebut. Pikirkan kembali, sekiranya kalau kita keukeuh dengan keputusan kita, apakah pasangan yang kita pertahankan ini memang benar-benar pantas kita perjuangkan? Seberapa besar kepercayaan kamu tentang dia? Bener gak nih dia orang yang tepat?

Setelah orang tua menjelaskan masih bingung juga? Jangan lupa tentang dukungan orang tuamu di segala hal yang kamu lakukan, kasih sayang mereka, segala hal yang begitu banyak mereka korbankan untuk kamu, waktu yang selalu mereka luangkan untuk kamu di tengah kesibukan bekerja dan mengurus rumah, mendengar segala keluh kesahmu, dan masih banyak lagi. Sedangkan orang yang kamu perjuangkan? Apa yang sudah dia usahakan untukmu? Relakah kamu meninggalkan orang tuamu untuk bersamanya?

Memang pengorbanan orang tua dan pasangan tidak akan pernah bisa dibandingkan, tapi setidaknya ingat kembali, apakah keputusanmu saat ini sudah benar jika menentang orang tua hanya karena mereka belum bisa menerima calon pasangan kita? Sekali lagi, apa udah tepat orang yang kamu perjuangkan ini? Jangan sampai peringatan dari orang tuamu yang sebenarnya justru tepat kamu abaikan demi membela orang yang sebenarnya bukan pasangan yang bener buat kamu. Hati-hati dalam mengambil keputusan, apalagi keputusan tentang pasangan hidup. Jangan sampai salah melangkah.

Percayalah, ketika orang tua merestui, Tuhan dan semesta pun akan mendukung. Namun ketika orang tua nggak juga kasih restu karena alasan yang rasional dan semua yang mereka katakan itu sebuah kebenaran, jangan ragu dalam mengambil keputusan. Melepas memang berat, nggak jadi dilamar memang sedih, tapi yakinlah kalau Tuhan sedang mempersiapkan kamu untuk bertemu dengan seseorang yang jauh lebih baik. Jodoh nggak akan tertukar. Hanya ada Putri yang Tertukar, yang diperankan salah satu artis itu tuh, haha.. Jangan lagi stress karena hubungan yang tak kunjung direstui, pikirkan kembali, karena cuma kamu yang tahu apa yang harus kamu putuskan.


Netizen Ramah Lingkungan ??

Internet di masa sekarang udah kayak kebutuhan sehari-hari, banyak aktivitas yang berkaitan dan ngebutuhin internet. Aku sendiri ngerasain banget kalau sehari internet di rumah mati, rasanya kayak ada yang kurang. Kayak sayur kurang garam kurang enak kurang sedap. Abisnya sekarang semua hal bisa mudah banget diakses lewat internet. Transaksi duit pake internet banking, kerjaan, belanja pake online shop atau e-commerce, berita, film, lagu, apalagi berbagai informasi. Semua hal itu mudah banget diakses lewat internet.

Internet jadi kayak cemilan yang tiap hari harus ada. Nah, begitu juga sama social media, udah jadi life style di jaman sekarang ini. Tua muda, begitu banyak orang dengan berbagai macam latar belakang dan profesi, dan hampir semua lapisan masyarakat jadi pengguna internet dan media sosial dengan tujuan yang bermacam-macam juga. Ada yang bisnis, jualan, belajar lewat internet, mempublikasikan kegiatannya, sampai curhat macam aku sekarang ini. Yuuup.

Aku pribadi bukan tipikal yang setiap menit update sosmed sih, tapi di setiap harinya yaa beberapa kali memang seneng aja buka google kek, instagram, youtube, maenan line, atau juga chat. Maenan medsos emang asik, seru, yaa buat haha hihi sama temen-temen yang nggak bisa kita ajak hang out setiap weekend, juga buat komunikasi dan silaturahmi sama temen-temen yang jaraknya jauh. Medsos emang bikin yang jauh jadi serasa dekat, asal jangan bikin yang dekat serasa jauh. Nah, kalau hatiku sama hatimu tetep harus dekat, eaaaaa..

Media sosial yang semakin luas sekarang, menjadikan penggunanya juga bebas berekspresi dan berkomentar, Nggak jarang komentar negatif, bullying, dan haters bertebaran di akun seseorang, terutama di akun public figure, mau itu artis, selebgram, bahkan pejabat. Lucunya, kadang ada yang niat banget bikin fake account untuk sengaja berkomentar negatif, mem-bully, bahkan menghujat seseorang. Niatnya? Yaa hanya Tuhan yang tahu. Mungkin kehidupan si ter-bully sangat menarik buat dia.

Aku sendiri termasuk yang jarang berkomentar tentang sesuatu, lebih suka kasih like di IG, atau kasih jempol di video-video Youtubers, dan berkomentar hanya dalam kondisi dibutuhkan aja. Aku lebih memilih mengekspresikan diri dan mencurahkan apa yang jadi pandangan aku lewat blog. Curhat apa-apa mah ya di-blog aja, nggak usah marah-marah atau komentar negatif di akun orang juga, atau karena lagi ngerasa ngalamin bad day terus baper lantas bully orang. Jangan laaah. Mendingan juga kalau lagi baper mah beli cokelat yang banyak di indomar*t, ngemil di pojokan kamar aja sambil nonton warkop DKI. Ketawa sepuasmu dah.

Di masa sekarang, informasi gampang banget diakses, dan sebagai netizen kita wajib banget memfilter dan memilah setiap informasi yang kita dapet, karena menelan bulat-bulat sebuah informasi, salah-salah kita malah dapet informasi yang bukan fakta. Jadi, memang sebagai pengguna internet kita dituntut harus cerdas dalam memilah informasi.

Selain cerdas memilah informasi, kita juga harus bijak dalam berpendapat dan berkomentar di media sosial. Kita harus bisa melihat dari berbagai sudut pandang atas sesuatu yang kita lihat, cerdas juga menilai sehingga bisa ngambil positifnya, dan membuang hal negatifnya. Aku rasa nggak ada salahnya kok untuk berpikir positif, berpikiran terbuka, bersikap bijak dan ramah ketika bergaul di media sosial. Lebih baik menyibukkan diri mengapresiasi hal positif di media sosial daripada capek-capek komentar negatif di akun orang kan?

Kalau masih baper aja waktu maen media sosial, aku rasa kamu perlu banyak piknik. Kalau udah piknik masih aja baper, berarti piknik kamu kurang jauh. Mau tak ajakin piknik ke Planet Neptunus? LOL. Be a smart reader and wise netizen, niscaya hidupmu di media sosial damai. Hidup netizen ramah lingkungan! Maksudnya ramah di lingkungan media sosial. Hehehe..

Selasa, 27 September 2016

Review : Garnier Pure Active Multi-Action Toner

Sebelumnya aku pernah review tentang produk facial scrub-nya Garnier yang aku suka, seri Pure Active. Reviewnya bisa kamu liat disini. Aku suka banget sama efeknya yang mencerahkan, dan bikin komedo lumayan berkurang. Selain dari facial scrub, aku pernah coba moisturizernya juga, tapi nggak begitu ngefek di aku, malah beruntusan. Akhirnya aku nggak lanjut pakai.

Memang seri Pure Activenya Garnier ini ada beberapa rangkaian, yang aku tau itu ada facial foam (tapi aku belum pernah coba), facial scrub, moisturizer, sampai tonernya juga. Lama-lama penasaran nih sama tonernya. Kebetulan juga, waktu aku jalan-jalan di salah satu departemen store, nemu toner ini di Boston drugstore. Harganya kalau nggak salah dibawah 50 ribu. Mungkin kisaran 30-40 ribuan. Yaa still affordable.


Inilah penampakan packagingnya, botol plastik dengan warna khas seri Pure Active, dan yang menurut aku bagus dari packagingnya itu, tutupnya, aman banget, rapet luar biasa, kadang sampe susah bukanya, dan ini oke banget. Jadi kalau dibawa-bawa nggak akan tumpah-tumpah. Nggak apa-apa lah susah dikit buka tutupnya, yang penting isinya nggak gampang tumpah. Aman buat diajak travelling.


Saat aku baca tulisan di belakang botolnya, ada Bahasa Inggris, Thailand, dan Bahasa Melayu. Nah, ini dia, klaim yang ditulis dalam bahasa melayu :
Diperkaya dengan Asid Salisilik dan Herba Repair dari ekstrack blueberry, toner Garnier Pure Active bantu kurangi 6 tanda jerawat hari demi hari. Ketidaksempuraan dikurangkan, liang roma diketatkan (liang roma itu pori-pori kali yaa, hehe..), kulit tampak licin dan sekata, kemerahan dan kulit berminyak dikurangkan.

Berdasarkan klaim yang ada dan dari kesemuanya, yang menurut aku berhasil itu mengurangi minyak di wajah. Karena setelah pemakaian emang jadi dingin, fresh, dan minyak di wajah berkurang. Untuk klaim yang lainnya, di aku nggak terlalu bekerja dengan baik, jadi hanya untuk mengurangi minyak di wajah aja. Cara pakainya sendiri, sama dengan toner yang lainnya, dituangkan ke kapas, diusap ke wajah, dan hindari area mata.

Nah, yang aku nggak suka dari produk ini, baunya nyengat banget, dan saat aku mengaplikasikan toner ini ke wajah, aku harus tutup hidung dan nahan nafas beberapa saat. Bau alkoholnya kuat banget. Setelah sekitar 3 minggu pemakaian, aku berenti pakai rutin karena nggak kuat sama baunya. Jadi, aku nggak merekomendasikan sama yang kulitnya sensitif dengan alkohol, dan nggak suka dengan produk toner yang berbau menyengat.

Jadi, kesimpulannya dari packaging, harga sama ngurangin minyaknya, aku suka, tapi dari baunya aku nggak sanggup untuk pakai sering-sering. Repurchase? I don't think so, yaa mungkin aku berpikir bakal coba beli lagi kalau dari Garniernya bikin yang no alcohol. Aku suka dengan si seri Pure Active ini tapi nggak dengan tonernya.


Disclaimer :
Review ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dan tanpa disponsori pihak manapun. Hasil dari produk yang direview bisa berbeda, tergantung kondisi dan jenis kulit. 

Kamis, 04 Agustus 2016

Jangan Asal Tembak!

Sudah hampir 3 tahun, aku langganan internet rumah yang sekalian line telepon rumah ditambah tv kabel itu lo (I'm sure, you know which I mean). Sebelumnya, tahun pertama aku langganan, sinyalnya ampun, selalu bikin naik darah karena sering sekali gangguan. Dalam sebulan, bisa 2-3 kali gangguan, total penggunaan normal sekitar 3 minggu karena seminggunya sering mati total. Rasanya udah bosan complain, bahkan kadang curhat ke call center pusat. Saking bosan, kadang pasrah aja.

Masuk tahun kedua, aku hampir menyerah, dan hampir mau putus aja. I think, I can move on fast, eh maksudnya aku bisa cari cara lain untuk langganan internet, haha.. Tapi aku urungkan lagi niatnya karena belum dapet pengganti yang pas, padahal udah mau berangkat tuh ke kantornya untuk menyudahi hubungan ini, hubungan antara provider dan customer maksudnya, haha.. Aku berusaha sabar lagi, dan ternyata Alhamdulillah banget dia berubah (apa pula ini maksudnya??). Jaringannya udah mulai normal dan udah asik-asik aja, ya walaupun kadang melambat, apalagi si tv kabelnya. Tapi ya sudahlah, abaikan saja.

Begitulah awal mula hubungan aku dengan si provider layanan internet rumahan ini. Kita udah mulai baikan sekarang. Setelah sinyal membaik, dapet godaan lagi nih yang bikin gemes. Aku udah dua kali kena promo yang ujung-ujungnya cuma bikin rugi aja. Keluarin biaya tanpa dapet manfaatnya sama sekali. Sampe gemes sendiri, dan akhirnya curhat sama mbak-mbak customer service-nya, haha..

Pengalaman pertama kena promo yang aku pikir malah useless di aku, adalah promo tentang gratis bicara kalau nelpon salah satu provider pake telepon rumah ditambah dikasih nomor pascabayar untuk internetan yang katanya kecepatannya oke punya, bla bla bla. Aku dapet tawaran ini dari sang call center pusat, dan nada-nadanya tuh agak maksa, ya iyalah, kan die punya target untuk jualan. Aku nggak dapet kesempatan untuk nolak sama sekali. Sampai akhirnya itu nomor pascabayar dikirim kurir kantornya ke rumah.

Aku bolak-balik tanya sama si call center, apakah aku akan kena biaya gratis bicara itu atau nggak, secara aku nggak pakai line teleponnya sama sekali, aku nggak pernah pasang, and she said yess. Oke lah, aku pikir nggak masalah, cuman bayar si nomor pascabayarnya doang, itupun aku hanya coba, kalau nggak oke kayak yang dia bilang. Aku akan stop. Singkat kata, bulan berikutnya aku tetep kena biaya si gratis bicara lewat telepon rumah, sedangkan aku nggak pake telepon rumah sama sekali. 

Kecewa berat yang kedua nih, setelah masalah pertama yang sinyal itu aku maafkan. Sekarang jadi gemes lagi karena sang call center kasih janji palsu. Akhirnya aku putuskan dateng ke kantor cabangnya aja daripada ribet kalau harus ngobrol sama call center lagi. Disana CS-nya cuma bisa kasih solusi, penghentian berlangganan gratis bicara di bulan depannya, karena udah masuk tagihan bulan saat aku dateng, jadi yang bulan tersebut nggak bisa dihapuskan langganannya, yaa salah aku juga sih ngga cepet-cepet dateng di tanggal akhir bulan lalu atau di tanggal 1 nya.

Akhirnya pasrah sambil bilang sama CS-nya, sayang banget call center kalau bisa jualan tapi nggak paham sama produk, kecewa sama cara jualannya yang nggak tepat sasaran juga, dan yang paling penting itu tentang informasi yang dibilang ke konsumen, ketika nggak tau sesuatu, lebih baik minta waktu untuk tanya sama yang lebih tau, daripada asal jeplak aja dan ujung-ujungnya salah informasi sampai bikin pelanggan rugi. Itu bikin aku belajar untuk menjawab sesuatu dengan bijak, nggak sok tau, kalau suatu saat ditanya dan nggak tau jawabannya, lebih baik tanya yang lain dulu dari pada kasih info palsu. Jangan asal bunyi deh pokoknya. Selesai lah kena promo useless yang pertama.

Nah, yang kedua kalinya, aku dapet promo wifi dengan cara registrasi di websitenya dia, dan gadget yang kita daftarkan itu bisa wifi bebas, mulus, seenak jidat di tempat-tempat tertentu, dan cuma langganan 10 rebu doang per satu gadget. Disini ya sama, gak dikasih kesempatan menolak, ketika kamu memutuskan untuk menjawab telepon dari call center, dan sejak pertama kamu jawab hallo, pada saat yang sama kamu dianggap say yess, buat promo apapun. Kecerobohan yang kedua kalinya, akhirnya karena udah kepalang, aku cek lah gimana ketentuannya, dan setelah aku cek, di kota aku tuh area wifi dia sangat terbatas, bahkan mungkin gak jelas adanya di mana. Salah sasaran lagi, dan kecewa yang ketiga. Hadeeeeh..

Dalam ketidakmujuran yang ketiga kali ini, aku langsung buru-buru datengin kantor cabang dan minta berhenti langganan. Selamet deh kali ini cuma sebulan doang kena langganan yang gak jelas itu. Memang sih cuma 10 ribu aja, tapi kalau terus-terusan ya rugi bandar lah. Di kedatangan aku yang kedua dalam masalah perpromoan salah sasaran akibat call center ini, aku bilang sama si mbak CS-nya, "mbak, kok call center tuh doyan banget ya ngadain promo yang di saya pribadi malah useless, salah sasaran terus, ujung-ujungnya cuma nyusahin CS di kantor cabang aja." Jadilah curhat akhirnya, cuhat mulu yee, haha.. Ya daripada ngamuk gak jelas, capek iya, selesein masalah mah nggak. Cuma dapet capek doang. Mendingan diskusi sehat aja lah. Udah saking capek complain.

Sejak saat itu, aku memutuskan untuk nggak angkat lagi kalau ada panggilan telepon dari call center (daripada ribet dan nyusahin), dan bijak memilih promo (cie ileee, macam memilih calon pendamping aja.. ckck..). Aku pribadi jadi belajar dari pengalaman. Sebagai marketer, call center, atau posisi apapun yang kerjanya jualan produk dan nawarin promo. Akan lebih baik kalau lebih memperhatikan siapa yang ditawarin, sesuai dengan target atau nggak, terus kira-kira kalau dia menggunakan produk atau dapet promo yang ditawarkan, akan bermanfaat nggak. Udah tepat belum sasarannya. Menempatkan diri di posisi customer bisa membantu juga. Jangan asal tembak customer! Asal nawarin.

Akan jadi baik kalau produk atau promo yang ditawarkan itu sesuai dan customer suka. Kalau sebaliknya, customer merasa dirugikan dan nggak dapet manfaat apa-apa, bakal percuma aja. Mending customer cuma complain, kalau kabur atau bahkan bilang ke customer lainnya dan menimbulkan kerugian besar, itu bakal sayang banget. Aku pernah baca, salah satu seller bilang, katanya kalau kecewa sama pelayanan dan produk silakan untuk complain ke seller, dan kalau puas, silakan bilang customer lain. And that's right, supaya seller bisa memperbaiki yang kurang, dan customer lain tau hal baik aja. Kalau customer lain tau yang jelek-jeleknya aja, mana minat kan.

Karena dulunya aku pernah jadi pegawai di salah satu perusahaan swasta yang job desc-nya ada jualan produk juga, aku jadi belajar jangan cuma sibuk mikirin target, tapi juga tentang manfaatnya. Kejar-kejar target kalau nggak tepat sasaran akan percuma. Tapi itu sebuah pilihan sih, balik lagi ke diri sendiri, mau milih kita kejar target demi kepentingan pribadi atau manfaat untuk orang lain. Customer oriented or self oriented? It's up to you.


Review : L'oreal Extraordinary Oil

     



       Adakah yang punya masalah rambut kasar, ngembang ga jelas, kusam, ya pokoknya yang nggak indah-indah deh? Kalau ada, kamu temen aku banget. Hehe.. Setelah keramas rambut aku tuh ngembang, kasar pula, jadi males kan, padahal udah pake conditioner, tapi rasanya itu masih belum cukup bikin rambut aku lembab. Masih keliatan kering aja, dan susah diatur. Rambut aku itu tebal dan agak ikal, jadi memang kadang suka susah disisir. Segala macam produk udah aku coba, ganti shampoo, macem-macem conditioner, minyak-minyakan, vitamin rambut, banyak deh pokoknya. Efeknya nggak bertahan lama. Terakhir yang dicoba dan agak mendingan itu pake masker rambut, bikin rambut better, tapi setelah dipakai kedua kali, nggak terlalu bekerja baik. Entah deh kenapa.

       Waktu lagi main instagram, nemu lah foto beberapa beauty blogger pake produk ini dan katanya oke banget. Lama-lama penasaran, dan saat lagi belanja di minimarket, nggak sengaja, ketemu deh sama L'oreal Extraordinary Oil ini, yang ukurannya 50 ml, harganya sekitar 41 ribuan (aku nggak tau itu udah kena diskon atau harga normal). Sampai rumah, saking penasaran, aku coba deh, tapi masih belum berasa apa-apa.

    Nah, cara pakainya sendiri itu ada 3:

1. Sebelum pake shampoo, untuk nutrisi intensif tetap sehat
2. Sebelum penataan, untuk melindungi rambut dan membuat rambut mudah diatur
3. Sebagai sentuhan akhir, untuk hasil tampak berkilau, terasa halus, dan lembut.
Aku sendiri pake produk ini, seringnya sebelum keramas, aku tuangkan sekitar 3-4 tetes ke tangan, kemudian diusapkan di tengah batang sampai ujung rambut, setelah itu keramas deh. Hasilnya setelah rambut kering, rambutnya jadi lembut dan gampang diatur. Wanginya juga aku suka, wangi lembut vanilla gitu.


I just wanna say, I love this product very much.


Disclaimer :

Review ini tidak disponsori pihak manapun, dan hasil bisa berbeda pada setiap orang.



Selasa, 26 Juli 2016

Review : Wardah Acne Treatment Gel

Di post sebelumnya, aku me-review Lotion Jerawat-nya Sariayu, dan sebenernya sebelum aku pakai SA, aku pakai serangkaian acne seriesnya wardah, dan untuk membasmi sang jerawat, aku pakai Wardah Acne Treatment Gel.



Teksturnya itu gel bening dan ada efek ademnya. Sayang banget aku ngga sempet foto penampakan si acne treatment gel ini. Wanginya masih mirip-mirip toner acne seriesnya wardah, nggak menyengat. Cara pakainya sendiri cuman tinggal dioles ke jerawatnya aja. Biasanya aku pakai produk ini setelah bersihin make up pake cleanser ditambah facial wash juga, kemudian pakai toner, barulah pakai acne gelnya wardah ini. Aku pakai cuma di malam hari.

Menurut aku, acne treatment gel ini sebenernya bekerja dengan cukup baik untuk mengatasi jerawat, cuman waktunya lama. Kadang jerawat akku baru kering sekitar satu minggu, padahal rutin aku pakai. Entah jerawatnya yang memang bandel. Aku cukup sering nyoba acne gel dari berbagai merk, dan masih ada yang bisa ngobatin jerawat aku dalam jangka waktu yang lebih cepat, bahkan ada yang satu malam kering, itupun jerawat yang masih calon, baru mau tumbuh, kalau yang besar butuh waktu sekitar 3 hari. Acne gel wardah ini pun sebenernya masih oke di wajah aku, masih bisa bekerja baik, cuman aku kadang nggak sabaran kalau urusan jerawat, jadi lebih milih yang lebih cepat reaksinya, hehe..

So, kesimpulannya, dari packaging simple, kecil gitu, gampang dibawa kemana-mana, teksturnya gel dan ngasih efek adem yang enak ke si jerawatnya, dan wanginya juga masih enak, nggak menyengat. Cuman memang di kulit aku reaksinya agak lama sih, tapi nggak berlaku di wajah semua orang. Mungkin ada yang justru lebih efektif dipakein wardah acne treatment gel ini. Harganya sangat affordable sekitar 20 ribuan.

Semoga post ini bermanfaat yaa, see you..


Disclaimer :
Review ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dan tanpa disponsori pihak manapun. Hasil dari produk yang direview bisa berbeda, tergantung kondisi dan jenis kulit.  



Jumat, 22 Juli 2016

Review : Sariayu Lotion Jerawat Acne Care Lotion

Pasti bete banget deh kalau tiba-tiba ada jerawat nongkrong di wajah, dan bikin agak nggak pede juga. Apalagi diajak foto, dan apalagi apalagi kalau jerawatnya gede banget, hiks. Tapi jangan sedih, sodara-sodara, aku dapet senjata andalan nih kalau tiba-tiba si jerawat mendadak berkunjung. Walaupun baru berasa bakal tumbuh kayak kulit kemerahan calon jerawat gitu, langsung deh aku basmi nih pakai Sariayu Lotion Jerawat Acne Care Lotion.




Produk yang mengandung belerang halus dan pegagan ini mengklaim bisa membantu mengurangi jerawat. Cara pakainya setelah wajah dibersihkan, dikocok dulu SA Lotion Jerawatnya, dan usapkan ke bagian wajah yang berjerawat menggunakan kapas. SA lotion jerawat ini sebenernya serangkaian, ada facial washnya, masker, intensive acne care yang di botol kaca kecil buat jerawat gede-gede, dan kaplet yang diminum juga kalau nggak salah. Aku pernah pakai lotion jerawat ini, facial wash, masker, intensive acne care dan milk cleanser + tonernya. Cuman nggak tau kenapa, dipakai serangkaian malah kurang bekerja maksimal di aku. Lotion jerawat ini bekerja baik justru saat aku pakai campur-campur sama produk lain, agak aneh ya, hehe..



Kenapa aku bilang ini senjata andalan ? Itu karena malem aku pakai produk ini, besok paginya jerawatnya kering, dan kalau dipakai ke calon jerawat, gak jadi tumbuh deh itu jerawatnya. Makanya aku suka banget sama produk ini, kalau untuk jerawat hormonal memang butuh waktu sih, tapi sejauh ini, SA lotion jerawat yang paling cepet ngeringin jerawat aku.

Aku suka packagingnya karena tutupnya double, diluar dibuka gitu, dan masih ada tutup flip topnya. Teksturnya cairan warna pink dan ada belerang halusnya gitu. Wanginya khas menthol dan belerang, lumayan kuat sih baunya, tapi aku nggak terganggu sama sekali sama baunya, karena aku suka wangi menthol. Saat diaplikasikan ke wajah ada sensasi dingin, dan untuk jerawat yang sakit, aku ngerasa enak aja, sensasi panas dinginnya kayak penawar sakitnya, hihi..


Kesimpulannya, aku suka banget sama produk ini, karena efektif bikin jerawat aku pada pergi, termasuk beruntusan juga. Dari tekstur dan baunya juga aku suka, tapi mungkin agak mengganggu untuk yang kurang suka sama bau belerang dan menthol. Aku juga nggak merekomendasikan produk ini untuk yang alergi sama alkohol. Harganya sendiri itu sekitar 30 ribuan.

Semoga bermanfaat yaa postingan ini. See you in the next post.


Disclaimer :
Review ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dan tanpa disponsori pihak manapun. Hasil dari produk yang direview bisa berbeda, tergantung kondisi dan jenis kulit. 

Review : Garnier Pure Active Anti-Acne White Acne & Oil Clearing Scrub

Masalah di wajahku sekarang itu berminyak, ada bekas jerawat yang mulai samar dan aku bertekad menghilangkan, pori-pori besar, komedo, dan kadang kulitnya kusam. Akibat liat iklan garnier yang katanya produknya yang series pure active mengatasi 12 masalah, aku mulai teracuni dan tertarik beli, sebelumnya pernah coba semacam moisturizernya, tapi nggak bekerja dengan baik. Akhirnya penasaran dengan facial scrubnya. Jadilah aku beli Garnier Pure Active Anti-Acne White Acne & Oil Clearing Scrub. Duh, buset panjang bener namanya, kita sebut Garnier Pure Active Scrub aja lah ya.








Setiap dua hari sekali aku pakai produk ini, karena yang aku tahu scrubbing itu dilakukan seminggu sekali atau paling maksimal 2 hari sekali deh, jangan setiap hari karena nggak bagus untuk kulit terus-terusan dieksfoliasi. Walaupun sebenernya di kemasan produk ini nggak tercantum sih intensitas penggunaannya seperti apa, tapi aku tetep pakai 2 hari sekali.

Ini 12 tanda jerawat dan minyak yang produk ini mengklaim bisa mengatasi dan menjadikan kulit cerah dan bersih :
1. Jerawat
2. Bekas jerawat
3. Pori tersumbat
4. Minyak berlebih
5. Debu polusi
6. Sisa make up
7. Kekusaman
8. Kulit agak gelap
9. Kulit tidak halus
10. Warna kulit tidak merata
11. Pori besar
12. Komedo atau blackheads

Hampir semua masalah kulit itu aku alamin, dan hasilnya setelah pakai produk ini, kulit jadi lumayan lembut, dan efek setelah pakai scrub ini memang kulit jadi ada efek cerah, cuman memang di kulit aku, belum sampai permanen putih cerahnya, tapi cukup ok mengangkat kulit mati, kulit aku jadi lembut dan berasa bersih aja karena ada efek kesat juga. Aku pribadi kalau untuk facial foam lebih milih yang melembabkan dibanding efek kesat gitu, tapi untuk facial scrub sih nggak masalah karena bisa pakai moisturizer juga setelahnya, dan nggak setiap hari juga dipakai.



Tekstur scrubnya cukup gentle dan nggak bikin perih, warna biru muda dan wanginya juga seger. Harganya affordable, yaitu sekitar 30 ribuan. Kesimpulannya aku suka produk ini karena efek bikin cerahnya, ya walaupun nggak bertahan lama, setelah pakai ini rasanya segar ke kulit wajah, dan di kulit aku 12 masalah yang diklaim produk ini bisa diatasi belum sepenuhnya berhasil, mungkin karena aku belum pakai serangkaian produknya dan belum bener-bener rutin, karena kadang kalau kulit wajah aku ada jerawat besar, aku nggak pakai scrub. Walaupun begitu, produk ini masih recommended untuk yang punya masalah jerawat dan kawan-kawannya.

Semoga post ini bermanfaat yaa, see you in the next post.


Disclaimer :
Review ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dan tanpa disponsori pihak manapun. Hasil dari produk yang direview bisa berbeda, tergantung kondisi dan jenis kulit.

Review : Mentholatum Acnes UV Tint

Kulit membutuhkan perlindungan selain dari perawatan daily routine yang dilakukan *seperti aku yang selalu butuh dilindungi kamu, iyaa kamuu* hahaha.. Ups.. Ok, back to our focus. Kulit membutuhkan perlindungan dari sinar UV, dan nggak hanya yang sehari-harinya beraktivitas diluar ruangan aja yang perlu dilindungi oleh sunscreen, tapi juga yang didalam ruangan. Bahkan untuk yang diluar ruangan perlu re-apply sunscreen untuk melindungi kulit kamu dari pengaruh buruk sinar UV jika kamu beraktivitas dalam jangka waktu yang lama.

Sebelumnya aku pakai moisturizer yang punya sunscreen sekaligus, tapi sekarang aku memilih untuk misahin antara moisturizer dan sunscreen. Akhirnya aku beli Mentholatum Acnes UV Tint. 


Aku memilih sunscreen ini, karena beberapa waktu lalu aku punya jenis kulit yang rentan jerawatan, jadi aku pikir akan lebih aman untuk pakai acne treatment seriesnya Acnes ini, dan memang sejauh ini nggak ada masalah apa-apa sama wajah aku. Klaim dari produk ini merawat kulit berjerawat, membantu melindungi kulit dari sinar UVB dan UVA dengan SPF 30 PA ++, membantu menjaga kelembutan kulit dan dapat digunakan sebagai dasar make up.


Dari packagingnya simple, dengan tutup botol yang diputar dan travel friendly dengan ukuran 30 g. Sebelum dipakai dikocok dulu supaya isinya kecampur gitu, karena isinya itu kayak ada powdernya. Teksturnya dibilang cair nggak, dibilang kental juga nggak, mungkin tengah-tengah yaa, dan saat diaplikasikan agak licin gitu sih tapi nggak yang sampai oily banget, masih nyaman di wajah menurut aku pribadi. Wanginya sendiri mirip baby powder. 


Begini nih tampilan si teksturnya, aku compare sama Clean & Clear Essentials Moisturizer, Acnes masih lebih kental moisturizer dari Clean & Clear yang terbilang cair hampir mirip air. Warnanya itu memang mirip alas bedak, agak beige karena memang bisa untuk base make up, yang setelahnya bisa pakai Compact Powder dari Acnes juga. I'll review it next time. So, kesimpulannya Acnes UV Tint ini nyaman dipakai dari segi teksturnya, dan ini cukup aman untuk yang rentan berjerawat. Harganya juga affordable banget, sekitar 30 ribuan aja.

Moga post ini bermanfaat. See you in the next post.

Disclaimer :
Review ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dan tanpa disponsori pihak manapun. Hasil dari produk yang direview bisa berbeda, tergantung kondisi dan jenis kulit. 



Kamis, 02 Juni 2016

[Review] Clean & Clear Essentials Moisturizer

Sebelum memilih produk skin care yang akan dipake, wajib banget untuk mengenal jenis kulitmu terlebih dahulu, supaya nggak salah dalam memilih produk. Nah, untuk jenis kulit berminyak pilih yang oil free dan memang khusus diperuntukkan kulit berminyak. Apalagi yang berjerawat, karena salah pilih produk malah bikin kondisi kulit bertambah parah.

Selain cleansing dan toner, kulit berminyak pun butuh moisturizer, tapi memang jenis moisturizernya juga berbeda. Biasanya moisturizer untuk kulit berminyak seperti yang udah aku jelasin diatas, oil free dan lebih ringan. Biasanya berbentuk gel atau lotion. Moisturizer yang aku pilih itu dari Clean & Clear, yaitu Clean & Clear Essentials Moisturizer. Kalau nggak salah, ada juga moisturizer yang ber-SPF punya clean & clear ini, tapi aku lebih milih yang tanpa SPF, karena aku lebih suka pake sunscreen terpisah.



Produk ini oil free dan mengklaim nggak akan menyumbat pori. Ya terbukti dengan nggak bikin wajah makin berjerawat. Moisturizer ini memang khusus merawat kulit berjerawat, dan aku pake ini memang dari waktu dulu masih sering muncul jerawat sampai sekarang dan udah jarang banget jerawatan. Moisturizer ini aku pake rutin sehari dua kali sesuai sama anjuran yang ada di kemasan, dan dengan pemakaian rutin ngebantu bikin wajah jadi halus.


Teksturnya ringan karena bahan dasarnya air, mirip sama lotion tapi cair. Jadi pas pake di wajah nggak kerasa greasy, melembabkan tapi nggak berasa berat. Baunya lembut gitu, ya khasnya Clean & Clear. Begini nih penampakan moisturizernya.



So, kesimpulannya aku suka sama produk ini karena melembabkan tapi nggak bikin minyakan di wajah, teksturnya ringan, wanginya lembut, dan bikin wajah halus, harganya juga terjangkau sekitaran 20 ribu lebih untuk 50 ml.

Moga review ini bermanfaat yaa, see you in the next post..


Disclaimer :
Review ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dan tanpa disponsori pihak manapun. Hasil dari produk yang direview bisa berbeda, tergantung kondisi dan jenis kulit. 



Rabu, 01 Juni 2016

[Review] Wardah Pore Tightening Toner

Ritual skin care aku sehari-hari biasanya diawali dengan cleansing yang diawali pembersihan make up dengan milk cleanser dan eyes & lips remover kemudian face wash, dan step selanjutnya itu toning, moisturizing, dan protecting dengan menggunakan sunscreen jika di pagi hari. Dua hari sekali aku lakukan exfoliating. Nah, di post kali ini aku mau membahas tentang toning.

Toning biasanya aku lakukan setelah selesai melakukan cleansing. Setelah wajah bersih dari sisa makeup, aku biasanya menggunakan Wardah Pore Tightening Toner. 


Wardah Pore Tightening Toner ini sebenernya termasuk rangkaian acne series. Dulunya aku pake serangkaian tapi lama-lama aku pakenya campur sama produk lain, karena ngerasa lebih cocok. Toner wardah ini udah berbotol-botol aku pake. Suka aja, karena memang nggak bikin breakout (poin penting yang selalu dipegang, haha..), dan walaupun ini toner, nggak bikin wajah kering yang kesat gitu. 

Sesuai sama klaim produk ini, yang moisturizing. Cukup oke dalam meringkas pori, dan dalam pemakaian yang rutin bisa membantu mengurangi produksi minyak berlebih, karena sekarang minyak di wajah aku nggak separah dulu. Di siang hari, dulu aku sering ngabisin 2 lembar kertas minyak full, sekarang cukup satu dan kadang nggak sampe abis juga. Yang masih jadi masalah memang pas bangun tidur, itu macam abis cuci muka pake minyak. Tapi nggak separah dulu yang semuka-muka, yang agak parah cuma di hidung sama daerah pipi sekitaran hidung.



Cara pakainya kadang aku tuangkan ke kapas terus ditepuk-tepuk di bagian wajah, kadang aku sapukan ke wajah, dan juga kadang aku tuang ke tangan langsung tanpa kapas, dan aku sapukan langsung pake telapak tangan. Pastikan kondisi tangannya bersih.



Warnanya biru bening, dan wanginya juga seger. Aku suka banget sama wanginya. Packagingnya simpel, botol ukuran 100 ml dan tutupnya juga rapat. Setelah diaplikasikan ke wajah memang bikin lembab, nggak bikin rasa kesat di wajah. Harganya juga affordable sekitar 20 ribuan lebih sampai 30 ribu. Aku suka formulanya yang oil free dan non alcohol. Nah, kamu sendiri, apa produk toner andalan kamu?

See you in the next post..


Disclaimer :
Review ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dan tanpa disponsori pihak manapun. Hasil dari produk yang direview bisa berbeda, tergantung kondisi dan jenis kulit. 





Selasa, 31 Mei 2016

[Review] Himalaya Herbals Purifying Neem Foaming Face Wash

Kondisi kulit wajah yang berminyak dan rentan berjerawat memang bikin kita jadi sangat selektif milih skin care, dan salah satunya juga dalam memilih produk cleansing. Aku berusaha cari produk cleansing yang free SLS, karena setelah aku nonton vlog-nya mbak Affi Asegaf tentang skin care, produk cleansing yang berbahan SLS biasanya bikin wajah kerasa ketarik setelah pemakaian, terus menghilangkan kelembaban wajah juga. Jadi, baiknya cleansing walaupun membersihkan wajah, tetap menjaga kelembabannya juga.

Setelah tau itu, akhirnya aku buru-buru cek produk cleansing yang aku pake, dan ternyata ada SLS-nya. Pantesan aja, wajah aku masih tetep rentan muncul jerawat. Dari pengalaman aku pribadi (tapi aku nggak tau apakah yang lain mengalami atau nggak), setelah pake cleansing yang ada kandungan SLS-nya dengan kondisi wajah berminyak setelah pemakaian cleansing jenis facial wash yang aku pake, wajah tuh berasa ketarik dan kering. Kulit wajah aku makin parah berminyaknya setelah beberapa jam kemudian, dan sepengetahuan aku kalau wajah yang sangat berminyak mengindikasikan kalau wajah itu dehidrasi. Wajah aku juga jadi gampang jerawatan.

Akhirnya aku beralih ke produk lain yang free SLS. Saat aku lagi jalan-jalan dan mampir ke salah satu apotek, aku nemu Himalaya Herbals Purifying Neem Foaming Face Wash. Produk ini free SLS/SLES, parabens, dan phthalates dan klaimnya mencegah jerawat. Aku sempet googling tentang paraben, SLS/SLES, dan phthalates dan memang beberapa website dalam artikelnya menyebutkan kalau zat-zat ini memang sebaiknya dihindari, karena nggak semua orang bisa tahan sama produk dengan kandungan zat-zat tersebut dan bisa menyebabkan alergi.



Produk ini mengandung bahan-bahan alami herbal India, karena memang produk ini berasal dari India. Katanya mengandung kunyit dan daun nimba. India memang sering banget pake kunyit dalam pengobatan alami, seperti yang sering aku liat di film dan serial India, hehe.. Di Indonesia kunyit juga salah satu bahan alami pengobatan, yang agak asing di telinga aku tuh daun nimbanya. Dari hasil googling aku, daun nimba itu katanya anti bakteri dan bisa mengobati beberapa penyakit juga. Produk ini juga mengklaim tetap menjaga kelembaban wajah kita.



Aku jadi berasa nemu harta karun nih saat nemu Himalaya Foaming Face Wash ini, botolnya juga bikin aku tertarik. Botolnya bening dan memudahkan kita untuk bisa lihat isi produk, dan bentuknya pump gitu. Cairannya berwarna hijau bening dan setelah di-pump keluar dalam bentuk busa. Baunya khas herbal gitu, tapi nggak terlalu menyengat, seger kalau menurut aku. Cara pakainya, cukup basahi wajah, dan busa dengan lembut ke seluruh permukaan wajah, kemudian bilas.



Sekarang Himalaya Herbals Purifying Neem Foaming Face Wash ini jadi cleansing foam andalan aku. Yang aku suka dari produk ini :
+ Berhasil bikin wajah aku jadi jarang jerawatan, bahkan jarang banget, sekalinya jerawatan juga langsung cepet kering (bisa karena cocok dengan produk ini, bisa juga karena keseluruhan rangkaian skin care yang sekarang). Berarti klaim produk ini yang katanya mencegah jerawat cukup berhasil di aku
+ Nggak bikin kulit kering berasa ketarik setelah pemakaian
+ Kandungan produk yang free SLS/SLES, paraben dan phthalates
+ Baunya seger
+ Praktis dipake, karena udah berbentuk foam pas di-pump
+ Harganya affordable banget (35 ribuan)

Kurang sukanya cuma karena kurang praktis untuk dibawa travelling, botol foaming face wash-nya montok karena isinya 150 ml. Itu aja sih, mungkin ada yg kemasan lebih kecil, cuman aku belum nemu, ada yg versi tube gitu tapi 100 ml. Masih lumayan besar. Sejauh ini aku liat hasilnya yang nggak pernah bikin breakout dan berhasil bikin kulit aku kalem banget gini, aku pasti bakal repurchase dan pengen coba juga Purifying Neem Mask sama Scrubnya.

See you in the next post..


Disclaimer :
Review ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil bisa berbeda pada setiap orang. Dibuat tanpa disponsori pihak manapun.










Selasa, 24 Mei 2016

[Review] Wardah Purifying Cleanser

Aku mulai suka produk wardah sejak kuliah, pertama kali yang aku beli itu justru makeup-nya. Kalau untuk skin care baru tahun 2015 lalu, dan kayaknya terlambat ngeh kalau aku cocok sama skin care-nya. Produk acne series-nya cocok dan berhasil bikin kondisi wajah aku lebih tenang dan nggak breakout lagi. Tapi karena coba-coba juga produk lain dan cocok, akhirnya nggak semua produk acne series wardah aku pakai. Salah satu produk wardah yang aku pakai itu Wardah Purifying Cleanser.




Wardah Purifying Cleanser ini pembersih makeup sejenis milk cleanser gitu yang wanginya aku suka banget. Sebenernya masalah wewangian itu soal selera ya, tapi menurut aku wanginya seger dan kalau wardah punya body lotion wanginya persis kayak cleanser ini pasti aku beli, sayangnya aku belum pernah tanya BA-nya. Cleanser ini untuk jenis kulit normal to oily. Selain itu, yang aku suka dari produk wardah ini ada label halal-nya.



Dari packaging, menurut aku cukup unik sih bentuknya, tinggi langsing warna tosca cantik. Warna dan teksturnya hampir sama kayak produk-produk milk cleanser yang lainnya. Creamy dan kental berwarna putih.




Cara pakainya seperti biasa, dituang ke tangan, di-apply ke wajah dan pijat-pijat lembut memutar, kemudian tinggal diangkat pakai kapas. Untuk daya angkatnya sendiri termasuk sedang, lagian aku jarang pakai makeup yang heavy. Sehari-hari aku cuma pakai bb cream untuk di wajah. Tapi aku tetep selalu mengulang bersihin makeup pake cleanser, untuk make sure makeup-nya udah keangkat betul dari wajah.




Ini aku coba apply bb cream, loose powder, dan blush on di tangan dan aku coba hapus pakai Wardah Purifying Cleanser. Aku angkat pakai kapas dan hampir semua keangkat, cuma tinggal sisa sedikit aja. Biasanya aku ulang sekali lagi dan pakai face wash, udah bersih deh wajahku. So, kesimpulannya menurutku produk ini cukup oke untuk angkat makeup di wajah, dan cocok di aku yang kondisi kulitnya berminyak. Untuk harganya sendiri ini affordable banget, harganya sekitar 23 ribu.

Love love,
ari.lestari41@gmail.com


Disclaimer :
Review ini aku buat sesuai pengalaman aku pribadi dan mungkin hasil akan berbeda untuk tiap orang. Review ini dibuat tanpa disponsori pihak manapun.


[Review] Silkygirl Hydra Clean Makeup Remover

Pertama nemu Silkygirl Hydra Clean Makeup Remover ini waktu aku jalan-jalan di salah satu department store dan ngeliat ada counter baru, ternyata Silkygirl. Kebetulan saat itu aku juga lagi nyari eyes & lips remover, ada dua pilihan, ada yang sama wajah juga dan ada yang satu botol dua cairan yang harus dikocok dulu itu. Aku pilih yang Hydra Clean ini. Harganya seingat aku, dibawah 30 ribu.


Produk Malaysia ini sebenernya makeup remover buat makeup mata, bibir, dan wajah. Cuman aku sendiri pakai ini hanya untuk ngebersihin makeup mata dan bibir. Pernah sih coba untuk wajah, tapi kayak ngerasa kurang aja, jadi untuk wajah aku pakai produk yang beda lagi. Produk ini mengandung vitamin E, aloe vera extract dan chamomile extract. Buat all skin types juga. Seperti yang tertera di botolnya, formulasi remover ini bisa untuk kulit sensitif. 


Cara pakainya kalau yang tertera di botolnya, remover yang bentuknya lotion ini diaplikasikan di wajah, mata, dan bibir, kemudian dihapus pakai kapas dan bilas dengan air. Kalau aku sendiri, lotion remover ini aku tuangkan ke kapas, terus kemudian aku ratakan di kapas, baru aku hapus makeup mata dan bibir aku. Ngerasa lebih nyaman pakai cara aku sendiri. Ya sesukanya aja, yang penting makeup keangkat, hehe..

Dari segi packaging sih simpel aja, botol warna putih dengan tutup hijau gitu, dan tutupnya juga aman, rapet, gak akan tumpeh-tumpeh. Kalau teksturnya, lotion warna putih yang cukup encer.



Kalau soal daya angkat makeup-nya, karena aku sendiri nggak pernah pake makeup mata atau bibir yang susah dibersihin, jadi ini aman-aman aja. Bisa ngangkat makeup mata aku dengan cukup baik. Cuman aku pernah beli satu lip matte yang bersihinnya susah setengah mati, ampe bibir berasa jontor luar biasa karena aku perlu hapus pakai remover ini sampai berkali-kali saking susah dibersihin, deadly matte, dan pigmented banget. Jadi, kalau untuk lip matte yang bener-bener pigmented dan ketahanannya lama, perlu berkali-kali apply remover ini.

Ini aku coba untuk hapus mascara, eye liner, dan eye shadow yang udah aku kasih eye primer juga, cukup wipe sekali udah keangkat, untuk make sure bener-bener bersih aku suka pakai sekali lagi. 





Nah, aku coba untuk bersihin lip matte yang aku pakai sehari-hari dari Mineral Botanica pun masih oke.



Yang aku suka itu, remover ini nggak bikin bibir atau mata aku kering, masih ada efek moisturizing-nya. Jadi, kesimpulannya untuk tekstur masih nyaman dipakai, daya angkat makeupnya sedang, dan wanginya cukup kuat. Buat yang pengen remover yang bisa dipakai buat makeup mata, bibir dan wajah sekalian bisa dicoba, tapi yang kurang suka sama fragrance di skin care kayaknya aku belum bisa recommend ini.

Love love,
ari.lestari41@gmail.com

Disclaimer :
Review ini dibuat berdasarkan pengalaman aku pribadi, dan tidak disponsori pihak manapun. Untuk hasil bisa berbeda untuk setiap orang.

Kamis, 19 Mei 2016

My Skin Care Routine (Oily Skin)

Kondisi kulit berminyak apalagi gampang jerawatan selalu bikin kita selektif untuk milih produk skin care yang cocok. Nggak jarang juga produk yang tadinya dikira bakal cocok, nggak taunya malah bikin breakout. Aku juga gitu, Aku udah cukup sering coba ini itu, ganti skin care, mulai dari serangkaian sampai campur. Kondisi kulit juga nggak selalu sama, kadang di waktu tertentu aku bisa cuma ganti skin care yang dirasa udah mulai nggak mempan dan nggak cocok, sampai pernah ganti secara keseluruhan.

Dulu kulitku tuh nggak parah banget berminyaknya kayak sekarang, cuma di T-zone aja. Entah karena aku balik ke kotaku yang sekarang panasnya terik banget, jadi ngaruh ke kulit wajah aku, atau memang skin care yang udah mulai gak cocok. Malah kemarin kulit wajah aku sempet yang beruntusan di dahi dan pipi, sejak saat itu aku jadi nyari-nyari lagi skin care yang kira-kira aman dan aku semakin hati-hati kalau mau pake sesuatu di wajah.

Aku pernah cocok sama wardah yang acne series, yang sempet juga setelahnya ganti dengan skin care lain, gara-gara coba-coba sempet makin parah, akhirnya balik lagi ke wardah karena wardah nggak pernah bikin breakout dan bikin kulit wajah aku lebih tenang. Serangkaiannya semua aku coba, tapi ujung-ujungnya kalau liat-liat di skin care corner department store dan nemu yang kira-kira cocok sama kulit wajah, tetep suka gemes pengen coba, haha.. Akhinya skin care yang aku pake sekarang campur-campur dan cocok di wajah aku, jerawat dan beruntusan udah pada pergi, kulit aku berangsur membaik.

Aku juga blog walking sana sini, salah satu yang nambah ilmu tentang skin care itu forumnya female daily dan vlog Co-Founder-nya, Mbak Affi Asegaf. Nyaring ilmu deh dari sana. Sebagian aku coba aplikasikan dan menyesuaikan dengan skin care yang udah cocok sama wajah aku sebelumnya.

Ilmu yang aku dapet dari forumnya female daily itu tentang double cleansing (dua kali pembersihan buat memastikan nggak ada make up dan kotoran yang masih menempel di wajah), double toning yaitu exfoliating toner (mengeksfoliasi sel kulit mati) dan hydrating toner (menghidrasi wajah dan melembabkan), moisturizing, serum, face oil, dan sunscreen untuk skin care pagi hari. Nah, setelah nimba ilmu disana, aku mengaplikasikannya sebagian di tahapan skin care aku.

Berikut ini skin care aku saat ini, dan mungkin soon akan bertambah, hehe..



Tahapannya :
1. Silkygirl Hydra Clean Makeup Remover for face, eyes, lips
Ini aku pakai untuk membersihkan eyes and lips make up, walaupun bisa untuk wajah tapi aku lebih prefer pake cleanser lain.

2. Wardah Purifying Cleanser for normal to oily skin
Untuk make up di wajah aku pakai produk wardah ini sebagai pembersih pertama, kadang aku gunakan dua kali sampai sisa make up sempurna terangkat.

3. Himalaya Herbals Purifying Neem Foaming Face Wash
Aku gunakan untuk membersihkan sisa make up di wajah. Jadi semalas apapun bersihin wajah, mau ngantuk atau capek aku selalu bersihin dua tahap dengan cleanser dan face wash.

4. Wardah Pore Tightening Toner
Toner aku gunakan setelah face wash, aku pikir sih ini termasuk hydrating toner karena melembabkan, untuk exfoliating toner, aku masih dalam masa pencarian produk yang cocok nih. Aku cukup selektif juga nyari exfoliating toner.

5. Clean & Clear Essentials Moisturizer
Ini moisturizer yang aku pakai, aku sengaja pakai yang non SPF supaya aku bisa pakai juga di malam hari, walaupun kadang ada yang lebih memilih moisturizer dengan SPF supaya praktis, tapi aku lebih nyaman terpisah, pakai sunscreen tersendiri.

6. Mentholatum Acnes UV Tint
Nah, ini sunscreen yang menurut aku paling aman untuk yang gampang jerawatan, dan tahapan pakai sunscreen hanya untuk morning skin care routine aku, tapi kadang kalau nggak keluar rumah, aku suka agak males pakai sunscreen, hehe...

7. Garnier Pure Active Anti-Acne White Acne & Oil Clearing Scrub
Facial scrub ini aku pakai dua hari sekali tapi untuk yang lagi jerawatan parah nggak disarankan untuk scrubbing wajah ya.

8. Sariayu Martha Tilaar Lotion Jerawat
Ini senjata andalan aku sekarang kalau udah mulai ada tanda-tanda bakal ada jerawat. Disaat mulai kemerahan dan sakit, aku langsung pakai ini, besoknya langsung berkurang kemerahan dan sakitnya, setelah ini nggak lama jerawatnya kering. It works very well for me.

Jadi tahapannya itu setelah aku bersihin make up aku pakai eyes and lips remover + cleanser, aku cuci muka pakai foaming face wash, toning (sementara ini aku hanya pakai hydrating toner aja, belum sama exfoliating toner), moisturizer, dan terakhir kalau lagi jerawatan aku pakai lotion jerawat. Kalau nggak, hanya sampai moisturizer. Kadang pakai bio oil juga sih untuk ngilangin bekas jerawat. Next akan aku review.

Itu skin care yang aku pakai sehari-hari yang akan aku review satu-satu, kalau serum aku masih nyari yang cocok, dan maskernya akan aku post terpisah. Aku harap share ini bermanfaat.

Love love,
ari.lestari41@gmail.com